Rabu, 05 November 2008
Senin, 03 November 2008
Putusku...pamit
pagi kembali..
kujejaki langkah kakiku di pinggiran jalan kota ini. ku telusuri kehidupan pagi yang terasa asyik bermesraan dengan embun yang jatuh di dedaunan.
indah kota ini seperti bunga yang sedang menikmati mekarnya. wangi menyerbak setiap orang yang mendekatinya.
hariku kini berada di kejauhan. ditemani seekor semut yang hinggap di jilbabku yang menjulur ke tanah. kubiarkan ia asyik menempatinya, karena ku ingin ia merasakan apa yang tegah aku rasakan.
kemarin aku mendapati sebuah pesan yang sudah lama tidak ku dapatkan, ku baca lekat-lekat hingga dari sela-sela kelopak mataku keluar mutiara air. kutersungkur di sajadah biruku seraya menengadahkan tangan "al-fatihah"...untuk kesembuhannya.
koper kecil yang telah rapi dan tersusun beberapa jilbab dan kerudung ku buka kembali, ku buka kembali keinginanku untuk meninggalkan dan pergi ke suatu kota kelahiran ibundaku. aku semakin ragu untuk berlalu, hingga ku putuskan untuk menundanya hingga ia bisa tidur dengan nyaman.
semalam ku kirim sebuah pesan kepadanya, Alhamdulillah...ternyata kesembuhan menyertainya, aku bersyukur dan turut berbahagia...karena ia akan bisa tidur dengan lelap..
dan hari ini aku putuskan untuk mengunjungi tempat dimana ibundaku terlahir...
putusku...pamit...
kujejaki langkah kakiku di pinggiran jalan kota ini. ku telusuri kehidupan pagi yang terasa asyik bermesraan dengan embun yang jatuh di dedaunan.
indah kota ini seperti bunga yang sedang menikmati mekarnya. wangi menyerbak setiap orang yang mendekatinya.
hariku kini berada di kejauhan. ditemani seekor semut yang hinggap di jilbabku yang menjulur ke tanah. kubiarkan ia asyik menempatinya, karena ku ingin ia merasakan apa yang tegah aku rasakan.
kemarin aku mendapati sebuah pesan yang sudah lama tidak ku dapatkan, ku baca lekat-lekat hingga dari sela-sela kelopak mataku keluar mutiara air. kutersungkur di sajadah biruku seraya menengadahkan tangan "al-fatihah"...untuk kesembuhannya.
koper kecil yang telah rapi dan tersusun beberapa jilbab dan kerudung ku buka kembali, ku buka kembali keinginanku untuk meninggalkan dan pergi ke suatu kota kelahiran ibundaku. aku semakin ragu untuk berlalu, hingga ku putuskan untuk menundanya hingga ia bisa tidur dengan nyaman.
semalam ku kirim sebuah pesan kepadanya, Alhamdulillah...ternyata kesembuhan menyertainya, aku bersyukur dan turut berbahagia...karena ia akan bisa tidur dengan lelap..
dan hari ini aku putuskan untuk mengunjungi tempat dimana ibundaku terlahir...
putusku...pamit...
Saatnya sistem ekonomi islam diterapkan
Paket penyelamatan krisis ekonomi oleh para pemimpin dunia telah disiapkan dengan total dana yang tidak tanggung-tanggung, yakni : 3.4 triliun dolar AS (AS: 700 miliar dolar; Inggris: 691 miliar dolar; Jerman: 680 miliar dolar; Irlandia: 544 miliar dolar; Prancis: 492 miliar dolar; Rusia: 200 miliar dolar dan negara-negara Asia: 80 miliar dolar! (Kompas 26/10).
Pada kenyataannya, sampai saat ini kondisi ekonomi masih terus memburuk. Indeks harga saham di bursa dunia terus terpuruk. Nilai mata uang di pasar uang terus bergejolak. Saluran dana untuk kredit ke sektor industri, infrastruktur dan perdagangan mulai macet. Proses produksi mandek. Dua puluh juta pekerja di seluruh dunia terancam di-PHK.
Penyebab utama krisis ekonomi bisa dilacak dari begitu berkuasanya sektor moneter/keuangan (sistem uang kertas [fiat money], perbankan ribawi, pasar modal, bursa saham, valas [pasar uang], dll) atas sektor riil (perdagangan dan jasa yang bersifat nyata). Besaran transaksi yang terjadi di pasar uang dunia berjumlah 1,5 triliun dolar AS dalam sehari. Sebaliknya, besaran transaksi pada perdagangan dunia di sektor riil hanya 6 triliun dolar AS setiap tahunnya. Jadi, perbandingannya adalah 500:6. Dengan kata lain, transaksi di sektor riil hanya sekitar 1%-an dari sektor keuangan (Agustianto, 2007).
Krisis ekonomi dunia saat ini bukanlah yang pertama maupun yang terakhir. Roy Davies dan Glyn Davies (1996), dalam buku The History of Money From Ancient time to Present Day, menguraikan sejarah kronologi krisis ekonomi dunia secara menyeluruh. Menurut keduanya, sepanjang Abad 20 telah terjadi lebih 20 kali krisis besar yang melanda banyak negara. Ini berarti, rata-rata setiap 5 tahun terjadi krisis keuangan hebat yang mengakibatkan penderitaan bagi ratusan juta umat manusia. Hal ini membuktikan bahwa sejarah ekonomi Kapitalisme adalah sejarah krisis.
Dalam ekonomi Islam, sektor finansial mengikuti—atau terikat dengan—sektor riil. Dalam pandangan Islam, uang bukan komoditas (barang dagangan), melainkan alat pembayaran. Islam menolak keras segala jenis transaksi semu seperti yang terjadi di pasar uang atau pasar modal saat ini. Sebaliknya, Islam mendorong perdagangan internasional. Sepanjang keberadaan Daulah Islamiyah pada zaman Nabi Muhammad saw. jarang sekali terjadi krisis ekonomi. Pada zaman Kekhilafahan Islam, khususnya masa Khulafaur Rasyidin juga begitu. Pada zaman Khalifah Umar bin al-Khaththab dan khalifah Utsman bin Affan APBN malah sering mengalami surplus. Hal Ini dikarenakan kebijakan moneter Daulah Islamiyah masa Rasulullah saw. dan Kekhilafahan Islam pada masa para khalifah selalu terkait dengan sektor riil, terutama perdagangan. Dalam sistem ekonomi Islam, kesejahteraan diukur berdasarkan prinsip terpenuhinya kebutuhan setiap individu masyarakat, bukan atas dasar penawaran dan permintaan, pertumbuhan ekonomi, cadangan devisa, nilai mata uang ataupun indeks harga-harga di pasar non-riil. Oleh karena itu, sistem ekonomi Islam dilakukan dengan melaksanakan beberapa prinsip dasar di dalam mencapai tujuan terpenuhinya kebutuhan setiap individu masyarakat yakni diantaranya adalah Pengharaman sistem perdagangan di pasar non-riil. Yang termasuk ke dalam pasar non-riil (virtual market) saat ini adalah pasar sekuritas (surat-surat berharga); pasar berjangka (komoditas emas, CPO, tambang dan energi, dll) dan pasar uang. Sistem ekonomi Islam melarang penjualan komoditi sebelum barang menjadi milik dan dikuasai oleh penjualnya, haram hukumnya menjual barang yang tidak menjadi milik seseorang. Haram memindahtangankan kertas berharga, obligasi dan saham yang dihasilkan dari akad-akad yang batil. Islam juga mengharamkan semua sarana penipuan dan manipulasi yang dibolehkan oleh Kapitalisme, dengan klaim kebebasan kepemilikan.
Inilah sistem ekonomi Islam yang benar-benar akan menjamin kesejahteraan masyarakat dan bebas dari guncangan krisis ekonomi. Sistem ini terbukti telah mampu menciptakan kesejahteraan umat manusia—Muslim dan non-Muslim—tanpa harus selalu berhadapan dengan krisis ekonomi yang secara berkala menimpa, sebagaimana dialami sistem ekonomi Kapitalisme. Pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz (99-102 H/818-820 M), meskipun masa Kekhilafahannya cukup singkat (hanya 3 tahun), umat Islam terus mengenangnya sebagai khalifah yang berhasil menyejahterakan rakyat. Yahya bin Said, seorang petugas zakat masa itu, berkata, “Ketika hendak membagikan zakat, saya tidak menjumpai seorang miskin pun. Umar bin Abdul Aziz telah menjadikan setiap individu rakyat pada waktu itu berkecukupan.” (Ibnu Abdil Hakam, Sîrah ‘Umar bin Abdul ‘Azîz, hlm. 59).
Begitulah sejarah emas kaum Muslim pada masa lalu. Dengan melaksanakan semua syariah Allah dalam seluruh aspek kehidupan—termasuk dalam ekonomi—sebagai wujud ketakwaan kepada-Nya, Allah telah menurunkan keberkahan-Nya dari langit dan bumi kepada kaum Muslim saat itu. Dan jika system ekonomi islam diterapkan saat ini sudah dipastikan tidak akan terjadi krisis ekonomi yang melanda dunia saat ini, hendaklah sekiranya umat manusia di dunia menyadari bahwa kinilah saatnya system islam-ekonomi islam-diterapkan kembali, oleh karena itu marilah kita bersama-sama mewujudkan sistem ekonomi islam dalam naungan daulah khilafah islamiyah.
Pada kenyataannya, sampai saat ini kondisi ekonomi masih terus memburuk. Indeks harga saham di bursa dunia terus terpuruk. Nilai mata uang di pasar uang terus bergejolak. Saluran dana untuk kredit ke sektor industri, infrastruktur dan perdagangan mulai macet. Proses produksi mandek. Dua puluh juta pekerja di seluruh dunia terancam di-PHK.
Penyebab utama krisis ekonomi bisa dilacak dari begitu berkuasanya sektor moneter/keuangan (sistem uang kertas [fiat money], perbankan ribawi, pasar modal, bursa saham, valas [pasar uang], dll) atas sektor riil (perdagangan dan jasa yang bersifat nyata). Besaran transaksi yang terjadi di pasar uang dunia berjumlah 1,5 triliun dolar AS dalam sehari. Sebaliknya, besaran transaksi pada perdagangan dunia di sektor riil hanya 6 triliun dolar AS setiap tahunnya. Jadi, perbandingannya adalah 500:6. Dengan kata lain, transaksi di sektor riil hanya sekitar 1%-an dari sektor keuangan (Agustianto, 2007).
Krisis ekonomi dunia saat ini bukanlah yang pertama maupun yang terakhir. Roy Davies dan Glyn Davies (1996), dalam buku The History of Money From Ancient time to Present Day, menguraikan sejarah kronologi krisis ekonomi dunia secara menyeluruh. Menurut keduanya, sepanjang Abad 20 telah terjadi lebih 20 kali krisis besar yang melanda banyak negara. Ini berarti, rata-rata setiap 5 tahun terjadi krisis keuangan hebat yang mengakibatkan penderitaan bagi ratusan juta umat manusia. Hal ini membuktikan bahwa sejarah ekonomi Kapitalisme adalah sejarah krisis.
Dalam ekonomi Islam, sektor finansial mengikuti—atau terikat dengan—sektor riil. Dalam pandangan Islam, uang bukan komoditas (barang dagangan), melainkan alat pembayaran. Islam menolak keras segala jenis transaksi semu seperti yang terjadi di pasar uang atau pasar modal saat ini. Sebaliknya, Islam mendorong perdagangan internasional. Sepanjang keberadaan Daulah Islamiyah pada zaman Nabi Muhammad saw. jarang sekali terjadi krisis ekonomi. Pada zaman Kekhilafahan Islam, khususnya masa Khulafaur Rasyidin juga begitu. Pada zaman Khalifah Umar bin al-Khaththab dan khalifah Utsman bin Affan APBN malah sering mengalami surplus. Hal Ini dikarenakan kebijakan moneter Daulah Islamiyah masa Rasulullah saw. dan Kekhilafahan Islam pada masa para khalifah selalu terkait dengan sektor riil, terutama perdagangan. Dalam sistem ekonomi Islam, kesejahteraan diukur berdasarkan prinsip terpenuhinya kebutuhan setiap individu masyarakat, bukan atas dasar penawaran dan permintaan, pertumbuhan ekonomi, cadangan devisa, nilai mata uang ataupun indeks harga-harga di pasar non-riil. Oleh karena itu, sistem ekonomi Islam dilakukan dengan melaksanakan beberapa prinsip dasar di dalam mencapai tujuan terpenuhinya kebutuhan setiap individu masyarakat yakni diantaranya adalah Pengharaman sistem perdagangan di pasar non-riil. Yang termasuk ke dalam pasar non-riil (virtual market) saat ini adalah pasar sekuritas (surat-surat berharga); pasar berjangka (komoditas emas, CPO, tambang dan energi, dll) dan pasar uang. Sistem ekonomi Islam melarang penjualan komoditi sebelum barang menjadi milik dan dikuasai oleh penjualnya, haram hukumnya menjual barang yang tidak menjadi milik seseorang. Haram memindahtangankan kertas berharga, obligasi dan saham yang dihasilkan dari akad-akad yang batil. Islam juga mengharamkan semua sarana penipuan dan manipulasi yang dibolehkan oleh Kapitalisme, dengan klaim kebebasan kepemilikan.
Inilah sistem ekonomi Islam yang benar-benar akan menjamin kesejahteraan masyarakat dan bebas dari guncangan krisis ekonomi. Sistem ini terbukti telah mampu menciptakan kesejahteraan umat manusia—Muslim dan non-Muslim—tanpa harus selalu berhadapan dengan krisis ekonomi yang secara berkala menimpa, sebagaimana dialami sistem ekonomi Kapitalisme. Pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz (99-102 H/818-820 M), meskipun masa Kekhilafahannya cukup singkat (hanya 3 tahun), umat Islam terus mengenangnya sebagai khalifah yang berhasil menyejahterakan rakyat. Yahya bin Said, seorang petugas zakat masa itu, berkata, “Ketika hendak membagikan zakat, saya tidak menjumpai seorang miskin pun. Umar bin Abdul Aziz telah menjadikan setiap individu rakyat pada waktu itu berkecukupan.” (Ibnu Abdil Hakam, Sîrah ‘Umar bin Abdul ‘Azîz, hlm. 59).
Begitulah sejarah emas kaum Muslim pada masa lalu. Dengan melaksanakan semua syariah Allah dalam seluruh aspek kehidupan—termasuk dalam ekonomi—sebagai wujud ketakwaan kepada-Nya, Allah telah menurunkan keberkahan-Nya dari langit dan bumi kepada kaum Muslim saat itu. Dan jika system ekonomi islam diterapkan saat ini sudah dipastikan tidak akan terjadi krisis ekonomi yang melanda dunia saat ini, hendaklah sekiranya umat manusia di dunia menyadari bahwa kinilah saatnya system islam-ekonomi islam-diterapkan kembali, oleh karena itu marilah kita bersama-sama mewujudkan sistem ekonomi islam dalam naungan daulah khilafah islamiyah.
Minggu, 02 November 2008
...ku pamit
rintihan hati yang menipuku terkuak ketika ku sampaikan pesan dari sang pengabdi.
hari terakhirku terasa begitu dekat dengan keindahan masa-masa kepiluanku. ku tapaki satu-demi satu ujung-ujung dermaga kehidupan. ku telusuri bebatuan tajam dan debu pegunungan yang ada di kota ini.
duhai sang pengabdi, esok aku akan menuju sebuah kota di sebelah timur kota ini. aku akan menjajaki sebuah pulau yang sedari dulu ku ingin menapakinya. sebuah pulau dimana mujahidahku terlahir untuk memperjuangkan kehadiranku di bumi Allah.
jilbab dan kerudung yang sering aku gunakan kini terlipat rapi di dalam koper kecilku. ku pilih satu demi satu pakaian kebesaranku untuk memenuhi panggilan nurani. esok tepat pukul 22:00 WIB aku akan menaiki sebuah kereta menuju tempat itu. dengan harapan ketika aku sampai di sana tak ada seorangpun yang tahu bahwa aku adalah seorang pengabdi.
lelahku hari ini kujalani dengan senyum khasku...
ketika ku bertemu dan menyapa teman-teman, ku berikan sapaan terbaikku untuk mereka. ku eratkan genggaman tanganku lewat salam perpisahan yang tak mereka sadari. ku pandangi lekat-lekat satu demi satu mereka hingga ku menundukkan pandanganku tuk biaskan sedihku.
ada seorang temanku yang hingga saat ini belum aku berjumpa dengannya terakhir sebelum hari bahagianya. aku ingin berpamit darinya sebagai penghormatan dan kepedulianku padanya, namun hingga saat ini aku tak kuasa untuk menyapanya. ia dekat namun jarak kelam kehidupan membuatku jauh darinya.
hari ini aku yakin ia manjadi semakin lebih baik, karena ku tahu ia mempunyai cita-cita yang amat agung menjadi seorang pengabdi. kuharap kabaikan dan kebahagiaan selalu menyertainya, doaku dan doa orang-orang mukmin selalubersama meskipun jarak ada diantaranya.
aku pamit untuk pergi, siapapun ia yang merindukan kehadiranku ku harap melantunkan sebuah syair indah dari surat cinta Allah, yang amat aku nantikan...
hari terakhirku terasa begitu dekat dengan keindahan masa-masa kepiluanku. ku tapaki satu-demi satu ujung-ujung dermaga kehidupan. ku telusuri bebatuan tajam dan debu pegunungan yang ada di kota ini.
duhai sang pengabdi, esok aku akan menuju sebuah kota di sebelah timur kota ini. aku akan menjajaki sebuah pulau yang sedari dulu ku ingin menapakinya. sebuah pulau dimana mujahidahku terlahir untuk memperjuangkan kehadiranku di bumi Allah.
jilbab dan kerudung yang sering aku gunakan kini terlipat rapi di dalam koper kecilku. ku pilih satu demi satu pakaian kebesaranku untuk memenuhi panggilan nurani. esok tepat pukul 22:00 WIB aku akan menaiki sebuah kereta menuju tempat itu. dengan harapan ketika aku sampai di sana tak ada seorangpun yang tahu bahwa aku adalah seorang pengabdi.
lelahku hari ini kujalani dengan senyum khasku...
ketika ku bertemu dan menyapa teman-teman, ku berikan sapaan terbaikku untuk mereka. ku eratkan genggaman tanganku lewat salam perpisahan yang tak mereka sadari. ku pandangi lekat-lekat satu demi satu mereka hingga ku menundukkan pandanganku tuk biaskan sedihku.
ada seorang temanku yang hingga saat ini belum aku berjumpa dengannya terakhir sebelum hari bahagianya. aku ingin berpamit darinya sebagai penghormatan dan kepedulianku padanya, namun hingga saat ini aku tak kuasa untuk menyapanya. ia dekat namun jarak kelam kehidupan membuatku jauh darinya.
hari ini aku yakin ia manjadi semakin lebih baik, karena ku tahu ia mempunyai cita-cita yang amat agung menjadi seorang pengabdi. kuharap kabaikan dan kebahagiaan selalu menyertainya, doaku dan doa orang-orang mukmin selalubersama meskipun jarak ada diantaranya.
aku pamit untuk pergi, siapapun ia yang merindukan kehadiranku ku harap melantunkan sebuah syair indah dari surat cinta Allah, yang amat aku nantikan...
Sabtu, 01 November 2008
"buah hatiku dan suamiku..."
"lelah.." keluhku ketika kurebahkan tubuhku ke pembaringan. beberapa detik setelah itu ku tak sadar ternyata aku terbangun, ternyata aku tertidur sepulang dari kuliah. ku palingkan pandanganku ke arah dimana sebuah gelas berisi susu putih yang tidak ku senangi. tetapi untuk menghargai dan menyenangkan suamiku tercinta akhirnya susu itu aku minum. dengan sapaan khasnya, suamiku membisikkan ke telingaku seraya mengatakan..."ummi sayang...dd...udah ga betah mencium bau ummi yang ga enak...hehe...".
bahagianya aku, memiliki suami yang sebaik dan se shaleh ia. tidak pernah aku temukan darinya keluh kesah selama bersama diriku menemaninya. tiap kali ku merasakan lelah ketika melakukan suatu pekerjaan, ia selalu mengingatkanku.."ummi...sungguh ruginya seorang hamba melakukan ibadah kemudian ia berkeluh kesah". Hhmmm...detik itu juga aku tersenyum seraya berucap.."Astaughfirullah...".
"ummi" adalah panggilan baruku saat ini, karena sekarang aku sedang mengandung anak pertama kami. kandunganku kini berusia 2 bulan, dan sedang manja-manjanya si dd...hehe. suamiku bilang "yang manja dd apa umminya?". "dua-duanya..." jawabku.
bahagianya kami saat ini, diberikan Allah rizki yang amat berharga, Allah memberikan amanah kepada kami untuk menjaganya. setelah sekian lama perjalananku bersama suami tercinta.
Malam yang dingin..., membuat suasana semakin terasa indah. di sebuah tempat dimana aku, suami dan calon buah hatiku bersama. dengan lembut suamiku membelai buah hati kami...iapun (buah hati) seakan membalas usapan Abinya dengan penuh kegembiraan dan kebahagiaan. meskipun ia tidak bisa mengungkapkannya dengan perkataan, tapi hal itu ku rasakan pada kondisi hatiku yang amat nyaman. "pabiayyi alaa i robbikuma tukadzibaan..." kata-kata terakhir yang aku dengar dari suara suamiku sebelum aku terlelap...
"Allahu Akbar-Allahu Akbar...". terdengar suara adzan berkumandang dari sebuah surau yang berada dekat di depan kamar kosku. aku benar-benar terlelap. ku cari-cari jejak suamiku...kiri dan kanan....
Ternyata aku bermimpi... (?_?) ...
Gerlong Girang, 29 November 2008
bahagianya aku, memiliki suami yang sebaik dan se shaleh ia. tidak pernah aku temukan darinya keluh kesah selama bersama diriku menemaninya. tiap kali ku merasakan lelah ketika melakukan suatu pekerjaan, ia selalu mengingatkanku.."ummi...sungguh ruginya seorang hamba melakukan ibadah kemudian ia berkeluh kesah". Hhmmm...detik itu juga aku tersenyum seraya berucap.."Astaughfirullah...".
"ummi" adalah panggilan baruku saat ini, karena sekarang aku sedang mengandung anak pertama kami. kandunganku kini berusia 2 bulan, dan sedang manja-manjanya si dd...hehe. suamiku bilang "yang manja dd apa umminya?". "dua-duanya..." jawabku.
bahagianya kami saat ini, diberikan Allah rizki yang amat berharga, Allah memberikan amanah kepada kami untuk menjaganya. setelah sekian lama perjalananku bersama suami tercinta.
Malam yang dingin..., membuat suasana semakin terasa indah. di sebuah tempat dimana aku, suami dan calon buah hatiku bersama. dengan lembut suamiku membelai buah hati kami...iapun (buah hati) seakan membalas usapan Abinya dengan penuh kegembiraan dan kebahagiaan. meskipun ia tidak bisa mengungkapkannya dengan perkataan, tapi hal itu ku rasakan pada kondisi hatiku yang amat nyaman. "pabiayyi alaa i robbikuma tukadzibaan..." kata-kata terakhir yang aku dengar dari suara suamiku sebelum aku terlelap...
"Allahu Akbar-Allahu Akbar...". terdengar suara adzan berkumandang dari sebuah surau yang berada dekat di depan kamar kosku. aku benar-benar terlelap. ku cari-cari jejak suamiku...kiri dan kanan....
Ternyata aku bermimpi... (?_?) ...
Gerlong Girang, 29 November 2008
Langganan:
Postingan (Atom)