rintihan hati yang menipuku terkuak ketika ku sampaikan pesan dari sang pengabdi.
hari terakhirku terasa begitu dekat dengan keindahan masa-masa kepiluanku. ku tapaki satu-demi satu ujung-ujung dermaga kehidupan. ku telusuri bebatuan tajam dan debu pegunungan yang ada di kota ini.
duhai sang pengabdi, esok aku akan menuju sebuah kota di sebelah timur kota ini. aku akan menjajaki sebuah pulau yang sedari dulu ku ingin menapakinya. sebuah pulau dimana mujahidahku terlahir untuk memperjuangkan kehadiranku di bumi Allah.
jilbab dan kerudung yang sering aku gunakan kini terlipat rapi di dalam koper kecilku. ku pilih satu demi satu pakaian kebesaranku untuk memenuhi panggilan nurani. esok tepat pukul 22:00 WIB aku akan menaiki sebuah kereta menuju tempat itu. dengan harapan ketika aku sampai di sana tak ada seorangpun yang tahu bahwa aku adalah seorang pengabdi.
lelahku hari ini kujalani dengan senyum khasku...
ketika ku bertemu dan menyapa teman-teman, ku berikan sapaan terbaikku untuk mereka. ku eratkan genggaman tanganku lewat salam perpisahan yang tak mereka sadari. ku pandangi lekat-lekat satu demi satu mereka hingga ku menundukkan pandanganku tuk biaskan sedihku.
ada seorang temanku yang hingga saat ini belum aku berjumpa dengannya terakhir sebelum hari bahagianya. aku ingin berpamit darinya sebagai penghormatan dan kepedulianku padanya, namun hingga saat ini aku tak kuasa untuk menyapanya. ia dekat namun jarak kelam kehidupan membuatku jauh darinya.
hari ini aku yakin ia manjadi semakin lebih baik, karena ku tahu ia mempunyai cita-cita yang amat agung menjadi seorang pengabdi. kuharap kabaikan dan kebahagiaan selalu menyertainya, doaku dan doa orang-orang mukmin selalubersama meskipun jarak ada diantaranya.
aku pamit untuk pergi, siapapun ia yang merindukan kehadiranku ku harap melantunkan sebuah syair indah dari surat cinta Allah, yang amat aku nantikan...
Minggu, 02 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar