Rabu, 21 Januari 2009

ya Allah, hari ini anna terdiam membisu. kebisuan anna semenjak pernyataannya beberapa saat setelah keikhlasannya dengan ungkapan-ungkapan itu.
anna kecewa, anna tersungkur, anna tak percaya akan kemuliaan dirinya yang selama ini anna banggakan.

seperti itukah kaumnya. seperti itukah pengemban amanahMu ya Allah??!!!
anna tak percaya...
madu telah dihirup,
bunga telah dipetik...
kuncup telah mengembang..
lalu pergi...
itukah pemegang AmanahMu ya Allah??

anna tak percaya!!

Jumat, 16 Januari 2009

Resolusi 1860

Resolusi DK PBB No. 1860 tentang serangan biadab terhadap Jalur Gaza telah dikeluarkan. yang isinya “Harus menghentikan pertempuran (gencatan senjata),” yang berujung pada penarikan diri. Akan tetapi, kapan dan bagaimana itu bisa terjadi? Bagaimana pula dengan Resolusi yang sengaja masih diliputi kekaburan untuk menghentikan serangan Yahudi, karena Yahudi tetap tidak akan menghentikan serangan meski sudah ada sejumlah resolusi yang jauh lebih keras dan tegas?!

Sejumlah Resolusi DK PBB tidak pernah bisa menyelesaikan masalah, bahkan sudah sangat banyak resolusi-resolusi seperti ini yang tidak dilaksanakan oleh negara Yahudi…Namun, AS dan sekutunya tetap saja menolak dikeluarkannya resolusi apapun dari DK PBB. Semuanya itu agar bisa memberikan kemudahan yang cukup bagi negara Yahudi untuk menumpahkan darah dalam serangan biadabnya terhadap Gaza hingga negara Yahudi itu bisa mewujudkan tujuannya.

Setelah negara Yahudi menyaksikan perlawanan dahsyat yang harus dihadapi, dan tampak bahwa dengan operasi militernya itu negara Yahudi tidak mampu mewujudkan apa yang ditargetkan—sehingga boleh jadi masalahnya berlarut-larut, sementara pemilihan umum mereka sudah di depan mata dan mereka pun membutuhkan kondisi “kemenangan”, baik melalui peperangan maupun perdamaian, agar pemilihan umum tersebut bisa berlangsung di sela-sela itu—saat itulah AS aktif sekali mewujudkannya untuk mereka melalui DK PBB sehingga Condolezza Rice menjadi magnet yang luar biasa dalam bebagai pertemuan dan meeting. Dia menggerakkan para penguasa yang menjadi kepanjangan tangannya sehingga mereka bergegas pergi untuk menemui DK PBB; siang-malam mereka bekerja keras dengan penuh semangat…Mereka itulah yang sebelumnya memandang perlunya membantu Gaza dengan tentara-tentara mereka dengan pandangan bak orang pingsan dari kematian. Padahal andai saja saat itu ada satu atau setengah front pertempuran di sana yang dibuka oleh para penguasa itu, pasti entitas Yahudi itu akan rontok, atau bahkan lenyap tak berbekas.

Melalui Resolusi ini, sebenarnya para penguasa (goodfather) itulah yang mewujudkan kepentingan Yahudi yang justru tidak bisa diwujudkan melalui serangan biadab mereka. Resolusi itu akan tetap melanggengkan tentara Israel di Gaza dan memastikan blokade terhadap Jalur Gaza tetap berlangsung dari sejumlah faktor yang bisa menguatkan dan mempersenjatai mereka. Jangan tertipu dengan penjelasan yang dibungkus dengan indah, tentang dibukanya blokade makanan dari mereka.

Untuk mensosialisasikan resolusi ini, AS sengaja abstain, agar tampak bahwa AS seolah-olah tidak berada di belakang resolusi tersebut, sehingga para penguasa itu pun bisa menunjukkan kemenangan gemilang yang jauh dari pengaruh AS. Mereka sesungguhnya bohong. Setiap orang yang berakal dan mempunyai kesadaran politik pasti tahu, bahwa andai saja AS tidak berada di belakangnya, pasti AS sudah memveto resolusi tersebut.

Para penguasa itu melihat Gaza memang harus diluluhlantakkan, dan darah-darah orang tak bersalah berhak ditumpahkan. Mereka pun tidak menggerakkan tentaranya untuk membantu Gaza; tidak juga melepaskan satu roket pun dari peluncurnya. Bahkan, lebih dari itu, justru mereka menghalang-halangi relawan untuk membantu Gaza…Ironisnya, mereka justru bergegas dan berlomba-lomba untuk mengeluarkan sebuah resolusi yang menghalangi Gaza dari akses senjata dan faktor-faktor yang bisa menopang kekuatannya.

Siapa pun yang melihat entitas Yahudi, perampas Palestina, dan dia tinggal berdekatan dengan para penguasa itu, pasti tahu persis keberlangsungan eksistensi Yahudi ini benar-benar digadaikan pada keberlangsungan para penguasa itu. Merekalah yang melindunginya, jauh lebih baik daripada melindungi diri mereka sendiri. Bahkan AS dan negara-negara Barat yang lain, yang mendukung entitas ini, tidak akan mempunyai pengaruh apapun, seandainya ada satu saja dari para penguasa itu yang waras.

Siapa saja yang ingin menghancurkan entitas Yahudi dan mengembalikan Palestina secara utuh ke pangkuan negeri Islam, maka dia harus berjuang untuk mewujudkan seorang penguasa yang ikhlas, negara yang benar, yaitu Khilafah Râsyidah. Sebab, seorang imam (khalifah/pemimpin) itu bagaikan perisai; orang-orang akan berperang di belakangnya, dan kepadanya mereka berlindung.

Rabu, 14 Januari 2009

SOLUSI PALESTINA : KHILAFAH

Sekitar 1000 orang tewas sejak dilakukannya tindakan aggressor biadap Israel ke Gaza Palestina (kompas, 15/1/09). Angka terus bergerak naik dari hari ke hari. Reruntuhan puing bangunan yang hangus bercampur asap dan ceceran darah kaum muslimin seolah menjadi pemandangan biasa di Gaza. Sejak tahun 1947 tercatat 23 kali peristiwa pembantaian umat islam yang dilakukan tangan-tangan najis bangsa kera Israel. Sejak tahun 1992, 65 resolusi DK PBB dikeluarkan untuk menghentikan tindakan brutal Israel, namun ytak satupun yang dilakukan Israel. Kecaman dunia tinggal kecaman, cacian tinggal cacian, faktanya semua itu tidak menjadikan Israel jera menyerang, bahkan membabi buta dan brutal. Ironisnya, para penguasa negeri-negeri islam hanya diam, tidak melakukan tindaka apa-apa sealain melontarkan kecaman tanpa arti, hanya sekedar menggelar pertemuan tingkat tingi yang ak berguna. Para penguasa negeri-negeri islam elah berkhianat dengan diamnya mereka dan tidak memberikan pertolongan kepada kaum muslim palestina adalah bentuk persekongkolan mereka dengan bangsa kafir.

Para penguasa negeri-negeri islam saat ini makin menarik diri dari peraya atas kaum muslim palestina. Mereka melatih para tentara dan pasukan keamanan hanya untuk memberangus umat islam dan bukan untuk membela kepentingan umat. Bahkan mereka justru mencurigai umat islam sebagai teroris, menangkapi aktifis islam dan memberagus para mujahidin serta mentoleransi warganegaranya untuk berteriak menumpahkan kekesalannya melalui berbagai aksi. Namun pada saat yang sama mereka mengebiri aksi-aksi itu denga berbagai alasan yang tidak masuk akal. Akibatnya solidaritas kaum muslim di luar palestinahanya mejadi oini yang tidak berefek pada lahirnya solusi praktis. Mereka para pemimpin Negara-negara islam bergantung kepada panggung sandiwara PBB denga sutradaranya Amerika Serikat da kawan-kawan yang setiap hari membantu Israel sebesar $ 6,8 juta yang dibelanjakan untuk alat perang dan kepentingan pertahanan Israel.

Islam dengan tuntunannya adalah solusi dari setiap problem umat. Jika para penguasa negeri islam menyadari, seharusnya mereka menyerukan jihad (perang) da membuka pintu-pintu prbatasannya dengan Palestina seraya menggerkkan semaksimal mungkin kekuatan tentara yang mereka miliki. Negara Israel harus dihapus. Mengusir orang-orang Yahudi dari semenanjung arab, sebab akar permasalahannya adalah berdirinya Negara Israel di tanah kaum muslimin yang merupakan hak dan milik umat islam.

Para penguasa negeri islam seharusnya meninggalkan system jahiliyah dengan cara menerapkan syari’ah secara total dalam institusi khilafah. Para peguasa muslim dan umat islam harus keluar dari penjara besar system kaitalis-imperialis pimpinan AS da sekutunya, baik dari PBB maupun lembaga-lembaga turunannya seperti IMF, World bank dan lain-lain. Kita kaum muslim tidak berhenti sebatas berdo’a dan menggalang solidaritas dalam bentuk bantuan uang dan obat-obatan bagi saudara kita di Palestina, yang tidak kalah pentingnya adalah membangun kesadaran umat, bahwa mereka sangat membutuhkan kesatuan di bawah satu kepemimpinan, yakni khilafah. Sebab, hanya khilafahlah solusi final yang akan menghentikan kebiadaban Israel sekaligus mengakhiri derita umat islam di berbagai belahan dunia saat ini.

Senin, 12 Januari 2009

Ya Allah...bimbing anna untuk lebih mencintaiMu lebih dari cinta anna kepada Hamba-hambaMu...
hujan yang mengguyur kawasan geger kalong girang membuat para pejalan kaki yang senantiasa hilir mudik terasa berkurang. beberapa menit duduk di tangga mesjid DT anna pandangi satu persatu temapat penyimpanan sendal tak, hanya beberapa yang anna temukan. iya....sepi...

Selasa, 06 Januari 2009

UU MINERBA dan UU BHP Menambah Derita Rakyat

Pengesahan UU MINERBA (Mineral dan Batubara) 16/12/2008 dan UU BHP (Badan Hukum Pendidikan) 17/12/2008 menjadi bukti penghianatan DPR-Pemerintah terhadap rakyat yang diwakilinya. Sebab, ke dua UU ini berpotensi mencampakkan kepentingan rakyat. Dengan alas an menjamin kepastian hokum bagi kalangan investor, UU minerba semakin menyempurnakan lepasnya peran pemerintah dari segala hal yang menyangkut pengelolaan SDA milik rakyat dan menyerahkannya kepada pemilik modal (swasta/asing) dan asinglah yang selama ini memiliki modal paling kuat (sekitar 90%) untuk mengeruk kekayaan alam negeri ini sebebas-bebasnya. Dengan UU minerba, sejumlah kontrak di bidang pertambangan seperti izin pertambangan dan batubara yang selama ini merugikan rakyat tidak akan diotak atik, sedangkan UU BHP semakin menyempurnakan lepasnya tanggung jawab pemerintah dalam pengurusan pendidikan warganegara. Dengan alasa memberikan perlindungan kepada masyarakat untuk tidak lagi dipungut biaya pendidikan yang tinggi misalnya yakni biaya yang ditanggung mahasiswa paling banyak ½ biaya operasional serta wajib menjaring dan menerima siswa berpotensi akademik tinggi dan kurang mampu secara ekonomi, sekurang-kurangnya 20% peserta didik baru (dikti.org,18/12/08). Namun bukankah dengan UU BHP masih mewajibkan masyarakat membayar pendidikan? Jatah 20% untuk siswa/mahasiswa miskin tetu tidak memadai dan tidak adil, sebab di negeri ini rakyat miskin yang tidak bisa sekolah sampai ke perguruan tinggi jumlahnya puluhan juta (data susenas 2004 penduduk usia sekolah berjumlah 76,0 juta dan hanya 41,5juta yang tertampung). Artinya UU BHP ini tetap tidak menjamin seluruh rakyat bisa menikmati pendidikan.

Jelas bahwa liberalisasi atas negeri ini semakin hari semakin dalam dan merambah semua bidag kehidupan. Semua dilegalkan oleh pemerinah dan DPR pemangku amanah rakyat. Puluhan UU lain yang masih berupa rancangan akan segera dilegalkan dan semuanya merugikan rakyat. Dalam pandangan islam, Negara bertanggung jawab menyediakan fsilitas pendidika gratis bagi seluruh rakyat, utnuk itu Negara harus mempunyai cukup dana, hal ini bisa terwujud jika kekayaa alam seperti tambang minyak, mineral, batubara dan lain-lain dikelola Negara secara amanah dan professional, yang hasilnya sepenuhnya digunakan untuk kepentigan rakyat. Untuk itu umat islam yang menjadi mayoritas di negeri ini sudah saatnya menolak segala bentuk liberalisasi yang dipaksakan atas negeri ini. Dengan liberalisasi yang berasal dari demokrasi dengan akar sekularisme menolak segala bentuk campur tagan Allah SWT dalam mengatur urusan kehidupan manusia. Dengan begitu UU dan peraturan dibuat untuk memuaskan nafsu dan memuluskan jalan pihak asing untuk menjajah negeri ini, akibatnya krisis multidi,emsi melilit bangsa ini.

Setiap muslim tentu menyadari hanya syari’ah islamlah yang pasti akan menyelesaikan persoalan kehidupan manusia khususnya di negeri ii. Karena itu sudah saatnya uamat islam bersama-sama bergerak dan berjuang untuk menerapkan syari’ah islam di bawah aungan daulah Khilafah Islamiyah.

anna lagi berada di kawasan Geger kalong girang, menuju Pesantren Daart Tauhid Bandung.
subhanAllah... satu hari sebelum Konferensi Muslimah Nasional di Bogor.
bersama sahabat Anna "Efa" ditugaskan buat menyorot spanduk yang ada di kawasan Gerlong.