Tingkat pasrtisipasi warga Kalimantan Timur yang ikut melakukan pencoblosan pada pemilihan kepala daerah Kaltim, Kamis (23/10) ternyata hanya mencapai 57,93 persen. Ini artinya, warga Kaltim yang tidak mencoblos atau golongan putih (golput) mencapai 42 persen (kompas,23/10/2008)
Penomena golput merupakan salah satu indikasi bahwa tidak adanya kepercayaan masyarakat kepada wakil rakyat yang ada di kancah perpolitikan saat ini. masyarakat telah dilelahkan dengan janji-janji semu para balon-balon yang akan naik pentas. pada saat kampanye, berbagai warna-warni disuguhkan yang katanya "untuk rakyat". pendidikan gratis, obat gratis, dan lain-lain yang semuanya seakan-akan peduli akan rakyat. tapi itu semua hanyalah omong kosong belaka. buktinya pendidikan yang ada malah semakin mahal, harga obat bahkan akan naik 10% untuk jenis obat generik dan paten (kompas,22/10/2008). rakyat miskin seakan dilarang sekolah dan dilarang sakit. sangat menyedihkan.
semua ini tidak akan terjadi seandainya partai politik yang sesungguhya (terutama parpol islam) menyadari apa sebenarnya fungsi mereka. yakni mengurusi urusan rakyat. tetapi yang ada sekarang mereka hanya disibukkan untuk memperoleh kursi di parlemen dan lain-lain sehingga mereka lupa akan amanah yang mereka emban.
saatnya kini kembali kepada sistem islam yang akan senantiasa membawa kesejahteraan rakyat yang sebenarnya, bukan sejahtera yang sesaat...
Allahu Akbar...
Kamis, 23 Oktober 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar